Text
Kuali, Pensil, dan Kecapi Ajaib: Serta Dongeng Kehidupan Lainnya
Mak Ai merasa resah melihat ketiga putrinya yang hanya berdiam diri di rumah. Mereka tidak mau bergaul. Walaupun ketiga putrinya anak yang rajin. tetapi Mak Ai berpikir bagaimana kehidupan mereka di masyarakat jika ia kelak meninggal dunia.
Sore itu. Mak Ai memanggil ketiga putrinya. "Anakku. Mak melihat kalian sudah beranjak dewasa. Apakah kalian tidak ingin mencari pasangan hidup?" tanya Mak Ai sambil menatap ketiga putrinya.
"Mak, tentu saja kami mau menikah. Hanya saja jodoh itu Tuhan yang menentukan. Kami hanya menunggu."
jawab Sudar.
"Tetapi, bagaimana kalian akan mendapat jodoh jika kalian hanya mengurung diri di rumah?" Mak Ai terlihat semakin cemas.
"Mak, kami malu tak ada yang dapat kami banggakan dari diri kami." jawab Wulan.
"Kalian anak yang cantik-cantik. Tidak ada kekurangan pada diri kalian. Baiklah, kita tak usah bicara jodoh.
Mak ingin tahu, apakah kalian tidak ingin mencari pekerjaan?" Mata Mak Ai berkaca-kaca. "Mak makin tua. Dari mana kalian akan mendapat penghasilan jika Mak sudah tiada?"
| MAN003K | 398.2 | My Library (300) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain